Metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay atau ELISA dalam dunia penelitian biosains dan aplikasinya benar-benar powerfull. Penelitian berbasis kaitan antara peptida, protein, antibodi dan hormon ini diterapkan di hampir semua disiplin ilmu biologi untuk pengujian klinis dan life-science.
Metode ELISA sangat signifikan dalam perkembangan biosains, biomedis dan bioteknologi. Dengan metode ini bisa dideteksi dan didiagnosis penyakit-penyakit yang disebabkan virus seperti HIV, hepatitis bahkan Covid-19. ELISA juga digunakan untuk memantau respons terhadap terapi pada pasien.
Metode ELISA juga membantu peneliti memahami mekanisme respon imun tubuh terhadap patogen, vaksin atau zat asing lainnya.
Dalam ilmu farmasi ELISA digunakan saat mengukur konsentrasi obat dalam darah atau urin untuk memahami farmakokinetika obat, pemahaman pemberian dosis obat dan potensi efek sampingnya.
ELISA juga digunakan untuk mendeteksi kontaminasi dan toksin yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Dan dalam industri pangan, ELISA digunakan untuk memeriksa kualitas dan keamanan produk makanan.
Cara kerja ELSA adalah dengan menggabungkan antibodi ke enzim pengujian. Kemudian diukur, diteliti dan diinterpretasikan interaksi antara antigen-antibodi tersebut.
Umumnya, metode ELISA dilakukan di dalam pelat yang berjumlah 96 atau 364 buah. Kemudian dilakukan serangkaian protokol berupa iterasi atau pengulangan tahapan pelapisan pelat (coating), inkubasi (incubation), pencucian pelat mikro (washing), pengocokan (shaking), deteksi, pembacaan dan analisis hasilnya (reading).
Sebelumnya, prosesnya dilakukan secara terpisah. Pencucian, inkubasi hingga hingga pembacaan hasil dilakukan satu persatu. Ada proses pemindahan sampel untuk diteliti di tiap tahapannya. Memerlukan alat yang berbeda-beda pula. Tentu saja proses ini tidak efektif, efisien dan rentan terhadap kesalahan.
Prosedur yang membuang waktu, kompleks dan rigid ini disederhanakan dan diotomatisasi dengan cerdas oleh alat terbaru yang didistribusikan PT Sentra Biosains Dinamika ini. Nama alat yang powerfull tersebut adalah Crocodile Workstation 5 in 1.
Mengapa berani mengklaim 5 in 1 ?
That’s right, itu karena cara kerjanya yang cerdas dan sederhana dengan mengotomatisasi protokolnya. Alat ini mengintegrasi beberapa fungsi dalam satu sistem secara efisien. Peneliti tidak perlu memindah-mindahkan sampel atau menambah reagen secara manual. Faktor kesalahan manusia (human error) bisa saja terjadi.
Proses metode ELISA tidak menggunakan alat terpisah. Cara kerjanya adalah mengotomatisasi tahapan mulai dari pengisian, inkubasi, pembasuhan, pembacaan hingga analisis datanya.
Bayangkan proses penelitian sebelum ada alat ini, Betapa rumit dan rentannya penelitian di mana proses pelapisan, inkubasi, pencucian, pengocokan dan pembacaan hasil masing-masing dipindahkan secara manual ke alat berbeda di tiap prosesnya.
Bagaimanakah proses kerja metode ELISA dengan menggunakan Crocodile Workstation 5 in 1 ini dijelaskan ? Tunggu tulisan kami berikutnya.
Jika anda ingin mengetahui secara rinci mengenai alat ini silakan klik tautan berikut :